Selasa, 22 November 2011

Spill Over dalam SEA Games 2011

       11-22 November ialah waktu dimana terdapat sebuah momen olahraga terbesar di Asia Tenggara. Ya, apalagi kalau bukan SEA Games 2011. Dimana ribuan atlet dari 11 negara saling berkompetisi memperebutkan medali emas. Dan tahun ini, Indonesia berhasil menjadi juara umum dengan torehan total 454 medali(171 emas, 147 perak, dan 136 perunggu) hingga pukul 00.00 WIB pada 22 November 2011.
    Bagi masyarakat yang tinggal di kota untuk menikmatinya sangatlah mudah. Hanya bermodalkan 1 unit TV dan 1 unit antena UHF sudah bisa menyaksikannya melalui layar kaca MNC Group, yakni RCTI, MNCTV, dan Global TV serta TV lokal berjaringan SINDO TV untuk yang tinggal di beberapa kota besar.
      Sedangkan bagi yang tinggal di kota-kota kecil atau pedesaan, warga yang ekonominya lemah dengan terpaksa harus menumpang nonton di warung kopi/cafe yang berlangganan televisi berbayar milik MNC Group, yakni Indovision, Top TV, dan Okevision. Alasannya, pihak MNC Group selaku official media partner melakukan pengacakan siaran satelit demi menghormati kontrak mereka dengan INASOC, untuk menghindari luberan siaran(spill over) ke negara lain. Terlebih ke negara-negara yang tidak punya hak siar seperti India dan Sri Lanka. Jika MNC Group tidak melakukan pengacakan, maka kemungkinan besar hak siar tersebut dapat dicabut.
Siaran SEA Games 2011 dapat ditangkap melalui antena biasa

Pengguna Digital Satelitte Receiver(DSR) biasa tidak dapat menyaksikan SEA Games 2011

      Sementara di akun facebook resmi RCTI yang bernama RCTI Official, protes datang bertubi-tubi dari pengguna parabola. Mereka mempertanyakan seberapa besar nasionalisme MNC Group selaku official media partner SEA Games 2011. Hal ini disebabkan karena mereka kaget atas regulasi spill over yang diterapkan INASOC pada ajang SEA Games ke-26 ini.

Melindungi Pay Per View
          Dengan makin banyaknya pay per view di negara-negara kaya seperti Jazirah Arab, INASOC akan semakin ketat memonitor spill over yang dilakukan televisi nasional di negara-negara berkembang baik disengaja maupun tidak. Contohnya jangan sampai Al-Jazeera merasa tidak digubris karena masyarakat sekitar terlanjur menerima luberan siaran dari parabola tanpa harus merogoh kocek. Adik kandung dari teman akrab saya yang tinggal di Tegaldlimo sempat menyatakan kekecewaannya karena TIDAK DAPAT MENYAKSIKAN LAGA FINAL MALAYSIA VS INDONESIA karena sinyal satelit RCTI selalu diacak saat siaran SEA Games 2011 berlangsung. Ini tentu berbeda dengan nasib dua kakaknya yang sama-sama tinggal di kos-kosan di dua daerah yang berbeda. Memang, di satu sisi televisi ingin memberikan yang terbaik buat pemirsanya, tapi di satu sisi bisa melanggar perjanjian spill over yang telah disepakati bersama INASOC. Jadinya memang sebuah simalakama.
             Satu pertanyaan buat INASOC, kemanakah hati nuranimu???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar